Friday, November 5, 2010

Cinta Kampus

Sibuk...aku mengawali pagi ini dengan setumpuk pekerjaan yang belum terselesaikan. Paper,makalah,presentasi, semuanya baru setengah jadi.Padahal nanti siang aku ada jadwal kuliah dan belum ada pekerjaan yang beres. 

Argh,pusing kepalaku. Bagaimana ini?Saat itu terlintas sebuah ide di benakku.Kurasa ide yang cukup cemerlang.Segera saja ku sambar hp ku yang tergeletak di atas meja. Dengan lincah tanganku memencet nomor yang sudah ku hafal di luar kepala.Beberapa saat berlalu dan aku terdiam saat tiba-tiba sebuah nada sambung mengalun lembut di telingaku. 

Sebuah lagu yang membuatku sedikit penasaran. Lagu tentang seseorang yang sedang jatuh cinta. Argh..apa ada seorang gadis yang sedang disukainya. Hatiku panas membayangkan kemungkinan tersebut. Saat itulah satu suara merdu membuyarkan lamunanku.

" Hallo,,ada apa Ran??Tumben kamu telpon aku." Sapa Egi.Aku terdiam sesaat. Senang mendengar suara Egi.

" Uhmm,,gini Gi. Aku boleh minta bantuanmu nggak?/Aku belum ngerjain tugas ni. Paper belum kelar.Presentasi juga baru dapat separo.Aku bingung ni Gi. Mana itu semua buat nanti siang lagi.Plis yaw,kamu mau bantu.Plis..pliss!"

"Oh gitu. Bolehlah. Kebetulan hari ini aku libur. Jadi bisalah ku sekali kali menolong orang hehehe,"katanya seraya terkekeh.

"Oke dech.Kalo gitu kita ketemu di plasma aja ya. Yang deket ma kampus."

"Bukannya mending aku maen ke kosanmu aja Ran?"

"Hah,jangan ngawur dech.Cowok dilarang bertandang ke kosan cewek."

"Oke dech.Nggak masalah hehehe.Yang penting ketemu kamu."Katanya menggoda.Dan kurasakan pipiku memanas.Aku akan sangat heran jika pipiku tidak memerah saat ini.Aku malu.Dia benar-benar pintar meracuni hatiku.

'Oke,sampai jumpa."Ku tutup teleponku.Dan sejenak ku berpikir tentang Egi.Aku sudah mengenalnya sejak tingkat 1. Sejak dulu kami sekelas,,dan jujur saja sempat dekat hehe.Tingkat 2 ini kurasakan bahwa aku benar-benar sibuk dengan jadwal yang seabrek,begitu pula dia. Jadi kami jarang berkomunikasi kecuali saat di kelas. 

Rasanya aku merindukan saat-saat kelas 1 ketika aku dan dia masih begitu akrab.Argh...kenapa aku harus memikirkan egi terus sih?Ini bukan saatnya untuk itu.Aku segera bersiap-siap dan bergegas pergi ke plasma. Dan tentu saja untuk bertemu Egi. Walau hanya dalam rangka meminta bantuan mengerjakan tugas.Kuakui Egi memang smart.Dia selalu masuk 5 besra di kelas kami. Sedangkan aku??Ah jangan tanya. Aku cuma gadis biasa. Perbedaanku dengan Egi kadang membuatku minder sendiri. Egi,kenapa engkau begitu sulit terjagkau?

PAGE 2
Aku duduk di bangku panjang yang ada di  plasma..lalu lalang orang di sekitarku tidak terlalu ku perhatikan.Aku hanya terdiam sambil menatap wajah Egi yang tampak begitu serius mengerjakan tugas-tugasku.Sudah hampir 2 jam aku duduk diam tanpa berbuat apa-apa. Mau bagaimana lagi,semua tugasku sudah di handle oleh Egi.

                   "Hei,jangan ngelamun aja..!" tiba-tiba egi sudah menghadap ke arahku."Ini,tugasmu sudah selesai semua." Katanya seraya menyodorkan laptop kepadaku."Coba kau cek ulang apa ada yang kurang.Aku mau beli minum dulu."Katanya sambil pergi.

                     Namun bukannya mengecek ulang pekerjaan,aku malah berinternet. Rasanya udah kangen sama account fb ku.Beberapa status teman-teman yang lucu membuatku tertawa.

                   "Udah gila apa kesambet setan apa ni?"Ternyata Egi udah balik."Ni sekalian ku traktir kamu."Dia menyodorkan teh botol kepadaku.

                     "Wah makasih Gi..Kamu baik deh..hehe" Kataku smabil menerima minuman gratis itu..Lumayanlah,gratis kan.

                     "Eh ya by the way, Sabtu ini kamu ada acara nggak??" Egi menatapku penuh arti.

                      " Umm,,kayae nggak ada.Kenapa??"Aku tak berani menatap matanya.Gugup rasa hati ini.
                     " Aku pengen ngajak kamu ke nonton.Mau nggak?"

                     "Uhm,,ehmm..gmana yaw...nggak masalah siy.."Aku benarr-benar salting sekarang.

                      "Kamu maunya kemana?"

                       " Ke blok M aja,,sekalian lihat-lihat sapa tau ada barang bagus."

                        "Oke..Sabtu yaw ku tunggu."

                       "Hu'um..Eh by the way tugas mu sendiri udah selesai?"Aku tiba-tiba teringat bahwa kami 1 kelasdan dapat pr yg sama tentunya.

                        "Hahaha ya udahlah say,,masak aku bisa dngan tenang bantu kamu kalo aku sendiri belum."
                       Aku tercengang,"Hah,,kamu tadi manggil aku apa??"

                       Egi menggeleng,"Nggak kok..Aku nggak manggil apa-apa."

                       Sepertinya aku tadi mendengar Egi berkata say.Hah??Yang bener aja.Dia panggil aku sayang??Aku benar-benar tersanjung.Aduh,senangnya.

                        " Ran,masuk kelas yuk.Udah hampir jam 11 nie.Bentar gy dosennya masuk kan."Egi beranjaak dari kursinya.

                        "Ayo,,"kataku sambil mengikuti langkahnya.Hatiku masih senang dengan kata-katanya tadi,dan kenyataan bahwa Egi mengajakku nonton membuatku merasa aku adalah orang spesial di hatinya.Aku sunnguh tak sabar menanti akhir pekan yang indah ini..
   
PAGE 3
"Di daun yang ikut mengalir lembut terbawa sungai ke ujung mata
Dan aku mulai takut terbawa cinta menghirup rindu yang sesakkan dada".
Sore yang redup,ditemani sepenggal lagu Ruang Rindu-nya Letto yang mengalun pelan dari laptopku.Lagu yang sama,dengan rbt milik egi.

Dalam diam,q resapi liriknya.Mencoba mencari sebait kepastian.Apakah lagu itu untukku?Haha aku pasti sudah ngaco.Mana mungkin,aku membatin.Mungkin aku saja yang kege-eran.Huh,,dengusku kecewa.Terlepas dari semua hal yang bisa membuat ku ge-er,setidaknya tawaran nonton bareng itu adalah suatu kenyataan.Bukan hal mengada-ada karena aku yang kege-eran atau entah bagaimana.

Dan entah bagaimana mulanya,pikiranku sudah disibukkan dengan berbagai rencana untuk hari spesial itu.Sempat terfikir bahwa aku harus ke salon untuk manicure,pedicure mungkin.Tapi ide itu langsung di tolak oleh kewarasanku.Hahaha memangnya aku hendak kemana??Aku hanya akan nonton sama egi.Buka mau menghadiri kawinan orang atau acara penting.Tapi,nonton bareng egi juga penting khan??satu suara dalam kepalaku berargumen.Dan mulailah pergumulan batin yang entah akan bagaimana hasil akhirnya.

Sebuah suara ketokan pintu membuyarkan apa yang ada dalam pikiranku.Dengan malas-malasan ku beranjak dari tempat tidur dan membuka pintu kamar.Seraut wajah menyembul di balik pintu.
"Eh maaf ganggu. Kamu lagi belajar ya?" kata Kak Sita.Dia ini satu kos denganku sekaligus kakak tingkatku di kampus."Ini ada surat .Ada temen sekelas kakak yang nitip surat ke kakak.Katanya buat kamu."Dia menyodorkan amplop merah muda itu kepadaku.

Aku menerima surat dengan terheran-heran.Dan bagian depan surat itu jelas-jelas tertulis nama yang dituju.Maharani Evelyn Prananda.Namaku.
"Tapi dari siapa kak?"

"Ehm..baca aja dulu.Udah yaw kakak mau pergi nieh.Buru-buru soalnya."

"Eh iya kak.Makasih yaw."

"Sama-sama." Dan Kak Sita pun melenggang pergi,meninggalkanku yang masih termangu-mangu di ambang pintu.Pikiran pertama yang muncul dalam benakku adalah aku pasti sudah melakukan kesalahan entah itu melanggar peraturan,tidak sopan pada kakak tingkat dan bermacam pikiran aneh berseliweran di kepalaku.

Tapi,jika dipikir-pikir itu semua tidak mungkin menilik dari amplopnya yang berwarna merah muda.Tiba-tiba,seperti sebuah ilham aku tahu ini surat apa.Tapi aku tidak berani mengungkapkan apa yang ada dalam pikiranku saat ini.Lebih tepatnya aku masih syok dan berharap ini bukanlah seperti yang ku duga.Pelan-pelan ku robek amplop dan ku ambil secarik kertas di dalamnya.Oh tidak!! Ternyata dugaanku benar.Ini adalah surat cinta!


PAGE 4

"Rani,jangan melamun saja.Perhatikan pelajaran!"Tegur dosenku keras.Aku tergeragap seraya berkata,"Eh iya Pak.Maaf,maaf."

Uh,malu-maluin,kataku dalam hati.Entah mengapa akhir akhir ini pikiranku sering melayang ke mana-mana.Semua gara-gara surat cinta tak disangka itu.Yang ternyata dari Kak Arkie,kakak tingkat sekaligus senior di salah satu elkam yang aku ikuti.Yang paling mustahil adalah,surat itu benar-benar menyita perhatianku.

Sampai sekarang aku masih heran,bagaimana bisa Kak Arkie,Sang Ketua,bisa menyukaiku--yang notabene cuma anggota yang tidak begitu berpengaruh.Dan alhasil Egi pun sedikit terlupakan dari memory otakku.Padahal waktu semakin mendekati hari Sabtu,di mana aku dan Egi telah berjanji nonton bareng.Bagaimana ini,tidak mungkin kan aku jalan sama Egi sementara pikiranku dipenuhi dengan surat cinta itu?Duh,aku harus minta saran seseorang untuk masalah  ini.
                                                                 

       "Hum..jadi begitu ceritanya,"Ida manggut-manggut setelah mendengarkan semua keluh kesahku."Kalau menurutku,kamu harus tegas Ran.Kamu harus menentukan siapa yang sebenernya ada di hatimu.Kak Arkie atau Egi.Kamu nggak mungkin mencintai keduanya,itu hanya akan menyakiti mereka,"lanjutnya."

          "Kak Arkie tampan dan berwibawa,sedang Egi pintar dan baik hati.Aku menjadi bingung sendiri,"akuku getir.

          "Haha.Memang 2 pilihan itu biasanya bagus-bagus dan sayang untuk dilepaskan.Betul tidak?Tapi orang yang serakah tidak akan bahagia lho!"Ida mengingatkan.
           Aku cemberut mendengarnya,"Huh,bukan berarti aku menginginkan keduaya.Aku hanya terlalu bingung untuk memilih."

          "Sama saja Raniku sayang.Itu nggak ada bedanya.Oke,sekarang kembali ke masalah pokok.Coba kamu tanya hati kecilmu.Apakah yang menjadi penghuninya Egi,seperti yang selalu kamu katakan?Ataukah telah berganti menjadi Kak Arkie?"

          Aku diam.Mencoba menyelami hatiku.Ketika tak kunjung menemukan jawaban yang pasti,akhirnya aku menyerah."Entah Da.Aku masih bingung."

          "Ya mungkin tidak harus sekarang.Yang penting terus usaha oke."
           Aku mengangguk perlahan.

            "Tapi jujur aku heran.Bagaimana bisa,katamu kamu menyukai Egi,tapi setelah dapat surat cinta dari Kak Arkie,kamu tiba tiba kelabakan?Di antara 2 hati,eh?Seperti lagunya Afghan tauk.Dan yang jadi korban kan mereka."Ida tampak sedikit menyalahkanku.

            "Uhm,,sebenarnya aku dulu pernah kagum sama Kak Arkie."Aku mengakui."Tapi cuma sebatas kagum aja.Karena dia kan senior yang karirnya bagus,aktif di berbagai elkam dan selalu dapat peran penting.Cuma itu,"kataku cepat-cepat--berusaha membela diri.

            "Dan setelah tau dia naksir,kamu berubah dari kagum jadi suka?"tebak Ida.Aku tak menjawab.Takut bahwa itulah yang mungkin terjadi.Penjelasan masuk akal atas sikapku yang mendadak plin-plan.

            "Ya sudah.Bentar lagi kita ada kuliah.Nanti kita bahas lagi."Ida berdiri,yang kemudian ku ikuti.Kami berdua berjalan menuju ke ruang kelas mata kuliah berikutnya.Pada akhirnya obrolan kami belum bisa menyelesaikan masalah yang ku hadapi.Masalah tentang hatiku.

PAGE 5
Egi berjalan di sampingku. Kami sedang jalan2 sore di Blok M. Suasana Blok M Square sore ini cukup ramai dengan lalu lalang orang-orang yang sibuk berbelanja ini dan itu. Di sana sini kulihat wajah2 cuek ala orang2 Jakarta. Yaa begini Jakarta,kadang terasa terlalu individual. Akan tetapi banyak pula yang masih pedulu pada sesama. 

Lelah hanya berjalan-jalan tanpa tujuan yang jelas aq mengajaknya mampir ke restoran.Kami sudah berada di restoran favoritku saat ini. Menikmati santapan sea food yang lezat dan pastinya harga sesuai kantong mahasiswa. Dia banyak diam akhir2 ini. Bahkan selama jalan2 dia hanya memberi komentar2 pendek saat kutanyai sesuatu. Oh betapa membosankan. 

Dia sedang berada di planet mana sih sebenarnya? Bukannya menyenangkan, rasanya malah aq lebih suka jika jalan2 dengan Kak Arkie saja. Wah, suara perselingkuhan nie, kata batinku pelan. Sampai sekarang aku masih bingung dengan masalah surat cinta itu. Aku masih menyimpannya rapi dan tak tahu harus membalas bagaimana. 

Diterima atau ditolak ya? Saat aku sedang melamunkan surat cinta itu, Kak Arkie sekonyong-konyong lewat di depan meja kami. Tidak tanggung taggung, dia menggandeng cewek cantik berbaju seksi yang kukenali sebagai salah satu teman elkam ku. Aku serasa ingin menangis, marah yang berkecamuk di dalam darah.

Jadi semua ini hanya lelucon? Surat cinta itu, apa artinya? Aku merasa benar2 dipermainkan. Dengan tergesa-gesa ku ajak Egi keluar dari tempat ini. Dia hanya terbengong bengong melihat sikap anehku. Kacau sudah sore ini. Aku ingin pulang. Tak mau lagi berada di sini.

Entah sudah berapa jam aku menangis. Mataku sembab dam merah. Kini aku sudah kembali berada di kamar. Egi tadi mengantarku pulang dan dengan wajah yanng masih bingung dia pulang ke kosnya sendiri. Mungkin besok aku harus menjawab semua pertanyaan yang akan di lonrtarkannya perihal sikapku sore ini. Ah besok ya urusan besok. Sekarang ini yang terpenting adalah menata hatiku agar lebih bisa menerima. 

Menerima kenyataan bahwa selama ini aku capek2 memikirkan surat cinta itu, tapi yang ada semua hanya kebohongan dan kepalsuan semata. Capek dengan keadaan ini, aku bangkit dari tempat tidu dan mengenakan jaketku. Aku hendak keluar dari rumah untuk sejenak mencari udara segar. Kulangkahka kaiku entah hendak pergi kemana.

By : Khadijah Al Syauqi




Load comments